Sumutterkini.com, LANGKAT – Warga bermukim disekitaran PLTU Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, resah akibat asap tebal berwarna hitam yang keluar dari dua cerobong asap.
Keresahan warga ini terlihat dari salahsatu postingan akun Facebook bernama NoerAssyifa Thuthupank.
Amatan wartawan dari postingan tersebut, ia membagikan video saat asap tebal berwarna hitam saat keluar dari dua cerobong asap milik PLTU Pangkalan Susu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Beberapa hari ini kita dihujani abu PLTU. Sudah gak ragu-ragu perusahaan mengeluarkan abunya. Mana musim hujan. Mungkinkah ini yang menyebabkan penyakit gatal yang susah disembuhkan, ada lagi penyakit ispa, belum lagi paru-paru berbintik, kelenjar getah bening, tumor. Haduh apakah mereka sudah pakai filter kenapa abu yang dikeluarkan cukup besar. Abu ini keluar selama 24 jam,” tulis akun NoerAssyifa.
Menyikapi hal tersebut, Manager PT PLN Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu, Hendri Purba angkat bicara.
Hendri mengatakan, pada dasarnya PLTU beroperasi pertama kali start, menggunakan bahan bakar minyak. Dan akan menghasilkan abu atau asap berwarna hitam.
“Namun setelah bahan bakar ini berjalan normal, itukan akan dimasukkan atau diganti dengan bahan bakar batubara. Dan pada saat 50 MW ke atas, bahan bakar ini distop dan murni menggunakan batubara,” ujar Hendri, Kamis (5/9/2024).
“Di sini akan dihasilkan nanti asap yang tidak berwarna lagi. Dan sudah berjalannya sistem penyaringan abu batubara yaitu ISP dan chams yang menyaring debu batubara,” sambungnya.
Perlu diketahui, Hendri menambahkan saat ini intensitas hujan sangat tinggi. Sehingga tongkang yang berlayar dari sumber batubara yang ada di Kalimantan dan Palembang itu terkena hujan.
“Batubara tersebut lengket dan proses unloading masuk ke banker itu terjadi blocking. Dan blocking ini mengakibatkan MW kita menjadi berkurang dan terpaksa kami menambahkan solar,” ucap Hendri.
Lanjut Hendri solar inilah yang mengakibatkan asap tersebut berwarna hitam, dan itu hanya sesaat, sekitar 1-3 jam.
“Intinya bisa mengatasi blocking tersebut hingga suplai batubara tadi dapat berjalan dengan normal lagi. Dan penggunaan solar tadi kami stop lagi dan menggunakan murni 100 persen batubara. Tak hanya itu produksi listrik yang dihasilkan akan maksimal,” ucap Hendri.
Manager PT PLN Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu ini mengimbau kepada masyarakat harap memaklumi kondisi tersebut.
Karena menurutnya, tak bisa dipungkiri karena intensitas hujan yang cukup tinggi, sehingga PLTU Pangkalan Susu tidak bisa mematikan unit.
“Sehingga kami menambahkan bahan bakar untuk memproduksi listrik sehingga tidak jadi pemadaman. Kami berkomitmen untuk siap siaga jika ada blocking kita akan merilis atau membongkar blocking tersebut secara cepat,” ujar Hendri.
“Sehingga penambahan bahan bakar solar tadi distop dan dapat menjadi membakar batubara murni yang meningkatkan produksi listrik kita, pemadaman tidak terjadi dan asap yang dihasilkan tidak berwarna,” tutupnya. (rsy/sumutterkini.com)