Profil FRW serta HS: Pasutri Pembobol Bank BUMN Capai Rp5,1 M Ternyata Orang Dalam

Sumutterkini.com – Aksi pasangan suami istri atau pasutri pembobol bank dari Banten berinisial FRW (38) serta HS (40) bak kriminal kelas kakap.

Sebab, pasutri yang mana berumah dalam Cinere hal itu berhasil membobol bank pelat merah alias bank BUMN lalu meraup untung senilai Rp 5,1 miliar. Keduanya menjalankan modus pendaftaran rekening menggunakan modal 41 KTP palsu.

Lantas, siapakah sosok FRW dan juga HS sebenarnya yang dimaksud punya akal bulus membobol bank? Berikut profil pasutri pembobol bank di dalam Banten.

Profil FRW sang istri: Petugas penting di dalam bank

Baca Juga:Menuju Masa Depan, Bank Mandiri Digitalisasikan Sistem Pembayaran UMKM pada Makassar

Kasus pembobolan bank oleh FRW lalu HS pada saat ini ditangani oleh tim penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten.

Kajati Banten, Didik Farkhan Alisyah mengungkap bahwa FRW merupakan pihak internal bank pelat merah yang digunakan ia bobol.

FRW menjabat sebagai Priority Banking Officer atau PBO di area cabang bank di dalam Bumi Serpong Damai (BSD), Banten.

Sebagai PBO, FRW miliki akses yang tersebut leluasa untuk mengelola rekening prioritas yang digunakan ditawarkan oleh bank tersebut.

FRW dalam kasus ini berperan membuka rekening nasabah priority dengan modal Rp 500 juta. Pembukaan ini memakai identitas palsu dan juga setelahnya mendapatkan sarana kartu kredit.

Baca Juga:Modal KTP Palsu, Pasutri Bobol Bank sampai Rp 5,1 M

“Dari nasabah priority Rp 500 jt dapat mengajukan kartu kredit, kartu kredit itu kemudian dapat Rp 500 jt diambil, (dia) buat lagi atas nama orang lain, seterusnya-seterusnya, itu kemudian kartu kredit ada yang tersebut dia gunakan Rp 200 jt sampai Rp 300 juta, total Rp 5,1 miliar,” kata Didik.

Profil HS sang suami: Kumpulkan KTP palsu

Didik juga mengungkap bahwa sang suami merupakan orang dalam bank. HS diketahui menjabat perang penting di area bank BUMN itu.

HS dalam kasus ini berperan mengumpulkan KTP palsu yang dimaksud digunakan FRW untuk membuka rekening.

“Suaminya swasta, yang mana memasok KTP identitas suaminya, ini suami istri, istri punya kedudukan di area situ, suaminya yang pasok, kerjasama lah,” terang Didik.

HS juga menggunakan fotonya untuk memproduksi KTP palsu. KTP itu tertera nama juga alamat yang mana berbeda-beda untuk membuka rekening prioritas.

Beli tas mewah hingga mobil

FRW kemudian HS berhasil meraup Rp 5,1 M dari skenario kompak mereka. Uang ‘haram’ hal tersebut digunakan untuk membeli berbagai tas bermerek kondang yang dimaksud harganya selangit.

Tak berhenti di area situ, FRW juga membelanjakan uang hal tersebut untuk membeli Mercedes-Benz serta CRV memakai kartu kredit prioritas.

Kontributor : Armand Ilham

(Cw1/Sumutterkini.com)

Sumber Suaradotcom

Komentar