Prevalensi Stunting Ditargetkan 18%, Dinkes Sumut Efektifkan Program Melalui Intervensi
Sumutterkini.com, MEDAN – Rapat yang dilakukan bersama seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menghasilkan bahwasanya prevalensi stunting di Sumut turun 18% pada tahun 2023 ini.
Rapat tersebut dilaksanakan oleh PJ Gubernur Sumut bersama seluruh OPD dan stakeholder terkait dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumut, Hamid Rijal Lubis menyampaikan, untuk OPD Pemprov Sumut, diminta untuk terus memastikan perencanaan serta eksekusi program tersebut dapat terlaksana secara maksimal sesuai dengan data terbaru.
Sehingga, kata dia, ke depan target yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan baik seusai waktunya.
“Kalau tahun 2022 lalu prevalensi stunting di Sumut diangka 21,1%, maka di tahun 2023 ini diharapkan mencapai 18%. Kalau dari kita Dinas Kesehatan tetap melakukan efektivitas program melalui intervensi spesifik dan sensitif,” katanya pada kepada wartawan, Kamis (26/10/2023).
Dia menjelaskan, maksud dari intervensi spesifik ini, yakni melakukan edukasi dan pemberian pil atau tablet penambah darah pada remaja putri. Kemudian pada ibu hamil akan periksa kondisi kehamilannya serta diberikan juga tablet penambah darah dan diedukasi untuk melakukan inisiasi menyusu dini serta pemberian ASI eksklusif enam bulan.
“Hal ini sudah menjadi tugas dari Dinas Kesehatan dan ini terus kita lakukan,” jelasnya.
Sedangkan untuk intervensi sensitif lebih melibatkan lintas sektor di luar kesehatan antara lain intervensi sanitasi lingkungan atau kesehatan lingkungan bersama stakeholder atau OPD Lainnya.
Sementara itu, disinggung untuk data terbaru terkait stunting, Hamid menuturkan bahwa Data Stunting terbaru akan release setelah Survey Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023.
“Nanti kalau sudah terbit, akan kami sosialisasikan,” tandasnya.
(cw2/Sumutterkini.com)
Komentar