Harga Ubi Jalar Naik Jadi Rp 5.500 per Kilogram di Magetan, Petani: Ini Termahal

- Wartawan

Sabtu, 2 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seorang petani memanen tanaman ubinya di Desa Pasrujambe, Lumajang, Selasa (23/2/2021). Harga ubi seperti mencapai titik nadir. (surya/tony hermawan)

Seorang petani memanen tanaman ubinya di Desa Pasrujambe, Lumajang, Selasa (23/2/2021). Harga ubi seperti mencapai titik nadir. (surya/tony hermawan)

Sumutterkini.com, JATIMHarga ubi jalar di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, naik menjadi Rp 5.500 per kilogram dari harga normal Rp 3.500 per kilogram.

Susilo (48), petani ubi rambat di Desa Bogoarum, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, mengatakan, kenaikan harga ubi rambat terjadi sejak sebulan terakhir.

“Sudah sebulan terakhir jadi Rp 5.500. Sebelumnya naik paling Rp 4.000, itu sudah harga bagus karena biasanya per kilogram di sawah hanya Rp 3.500 per kilogram,” ujarnya saat ditemui di kebun miliknya, dikutip Kompas.com, Sabtu (2/3/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Susilo, harga Rp 5.500 merupakan harga termahal selama dia menjadi petani ubi jalar.

Kenaikan harga ubi jalar yang terjadi di Magetan diduga pengaruh dari kenaikan harga beras sehingga dampaknya membuat harga ubi jalar turut meroket.

“Seumur hidup ini harga paling mahal selama saya bertani. Menurut bapak saya juga ini merupakan harga termahal. Mungkin ini imbas dari kenaikan harga beras,” imbuhnya.

Baca Juga  Ini Tampang Dua Kurir 3 Kg Sabu Asal Aceh Timur yang Diringkus di Kota Binjai

Ubi jalar, menurut Susilo, ditanam warga Desa Bogoarum sebagai tanaman sela di kala musim kemarau. Sebab, saat kemarau, petani kesulitan bertanam padi dan sayur.

Tanaman ubi juga untuk menjaga kesuburan tanah agar tidak jenuh karena ditanami padi.

“Tanamnya musim kemarau karena kebutuhan airnya tidak sebanyak tanaman padi,” ucapnya.

Pembeli ubi jalar di kalangan petani biasanya adalah pengepul yang ada di Magetan. Ubi jalar itu lalu dikirim ke sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Ponorogo, Karanganyar dan Bojonegoro.

Ada juga yang dikirim ke wilayah Jawa Barat. Susilo mengaku senang atas kenaikan harga itu. Ia bisa menghasilkan 2 ton ubi jalar di lahan sekitar seperempat hektar.

“Lumayan untungnya bisa digunakan untuk modal tanam padi dan sayur berikutnya sama membayar kekurangan biaya pupuk di kelompok tani,” pungkasnya. (rsy/sumutterkini.com)

Berita Terkait

Meski Pemerintahan Beralih ke Prabowo, Jokowi Pastikan Kerjasama Indonesia dan Afrika Berlanjut
Pejabat di Bogor Diamankan KPK, PJ Bupati : 1 Sopir dan 4 PNS, Salah Satunya Kadis
Ketua KPU RI Dipecat Kasus Asusila, DKPP Sebut Hasyim Asy’ari Ubah PKPU Agar Dekati Korban
BKKBN Sumut Raih Juara Favorit Tingkat Nasional Kategori PLKB Non ASN 
BNPB: 50 Hektar Lahan di Gunung Bromo Terbakar
Banjir di Landa Parigi Moutong, Satu Tewas dan Dua Hilang
Buronan Harun Masiku, Eks Penyidik Ingatkan KPK Jangan Terlalu Umbar Informasi ke Publik
Ditjenpas Luncurkan Standar dan Modul Perlakuan Anak Kasus Terorisme

Berita Terkait

Minggu, 1 September 2024 - 21:16 WIB

Meski Pemerintahan Beralih ke Prabowo, Jokowi Pastikan Kerjasama Indonesia dan Afrika Berlanjut

Kamis, 25 Juli 2024 - 23:19 WIB

Pejabat di Bogor Diamankan KPK, PJ Bupati : 1 Sopir dan 4 PNS, Salah Satunya Kadis

Rabu, 3 Juli 2024 - 22:48 WIB

Ketua KPU RI Dipecat Kasus Asusila, DKPP Sebut Hasyim Asy’ari Ubah PKPU Agar Dekati Korban

Sabtu, 29 Juni 2024 - 13:16 WIB

BKKBN Sumut Raih Juara Favorit Tingkat Nasional Kategori PLKB Non ASN 

Senin, 24 Juni 2024 - 09:57 WIB

BNPB: 50 Hektar Lahan di Gunung Bromo Terbakar

Minggu, 23 Juni 2024 - 13:13 WIB

Banjir di Landa Parigi Moutong, Satu Tewas dan Dua Hilang

Rabu, 19 Juni 2024 - 23:10 WIB

Buronan Harun Masiku, Eks Penyidik Ingatkan KPK Jangan Terlalu Umbar Informasi ke Publik

Rabu, 12 Juni 2024 - 19:48 WIB

Ditjenpas Luncurkan Standar dan Modul Perlakuan Anak Kasus Terorisme

Berita Terbaru