Angka Golput di Medan Tinggi, Kaesang Ajak Warga Gunakan Hak Pilih

Angka Golput di Medan Tinggi, Kaesang Ajak Warga Gunakan Hak Pilih

Sumutterkini.com, MEDAN – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengajak warga Kota Medan untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024 mendatang.

Karenanya, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut mengajak masyarakat untuk menurunkan angka golongan putih (golput).

“Sebenarnya niat kami silaturahim kepada bapak ibu semua adalah ingin mengajak untuk semuanya, mengajak ke sanak saudara, tetangga semua untuk datang ke TPS nanti di Pemilu 14 Februari 2024,” kata Kaesang saat menggelar pertemuan dengan komunitas warga Tionghoa dilansir dari Antara, (12/11/2023) Minggu.

Kaesang menegaskan, dirinya datang bukan untuk mengajak masyarakat di Medan memilih pasangan calon presiden yang saat ini berkontestasi, seperti Ganjar, Prabowo, maupun Anies.

Putra bungsu Presiden itu menyerahkan sepenuhnya pilihan masyarakat sesuai hati nurani masing-masing.

“Saya enggak minta untuk bapak ibu mengajak pilih Pak Ganjar, Pak Prabowo maupun Pak Anies monggo itu kan hati masing-masing,” ujarnya.

Maski demikian, lanjut Kaesang, PSI sudah mendeklarasikan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka.

“Kami balikkan lagi ke hati masing-masing yang penting tidak golput itu hal yang harus kami tekankan jangan sampe tingkat golput ini khususnya di Kota Medan jangan sampe tinggi,” katanya.

Kaesang menyoroti angka golput di Medan yang menurutnya tinggi yakni 35 sampai 36 persen dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT).

Ia berharap pada pemilu ini tingkat pemilih di Kota Medan khususnya dengan dukungan semua kader partai yang tergabung dalam komunitas warga Tionghoa dapat meningkatkan jumlah pemilih mencapai 50 persen.

“Pemilu hari ini bisa 50-60 persen,” ujarnya.

Tingginya angka golput di Medan juga diungkap oleh Ketua Komunitas Indonesia Tionghoa Eddy Sugandi. Menurutnya, kondisi tersebut sudah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu.

“Selama berpuluh-puluh tahun kami mengalami tingkat paling rendah di Indonesia. DPT tahun 2019 kurang lebih 1,9 juta, pemilih 36 persen hampir 40 persen, dulu sebelumnya di bawah 40 persen, terendah di Indonesia,” katanya.

(cw2/Sumutterkini.com)

Sumber: Antara

Komentar